Kamis, 11 November 2010
Laktosa Intoleran Beda dengan Alergi Susu
Rasanya tak perlu diragukan lagi khasiat susu bagi kesehatan. Para pakar kesehatan sejak lama telah mengenali kandungan nutrisi susu yang penting untuk tubuh. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengonsumsi susu yang lezat itu.
Sebagian orang mengalami rasa mulas, kembung, bahkan diare setelah menenggak segelas susu atau produk makanan berbahan susu. Gejala ini disebut juga dengan laktosa intoleran.
Laktosa intoleran terjadi ketika tubuh kita tak mampu mencerna laktosa, komponen gula alami yang terdapat dalam produk susu. Ketidakmampuan ini bisa disebabkan oleh kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi laktase, yaitu salah satu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh. Kondisi ini disebut juga defisiensi laktase (Lactase deficiency).
Gejala laktosa intoleran bisa ringan, tetapi juga bisa menyebabkan penderitanya sampai dirawat di rumah sakit. Meski belum ada obat untuk mengatasi kondisi ini, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari munculnya gangguan ini.
Menurut Karen Ansel, ahli gizi, laktosa intoleran berbeda dengan alergi susu. "Laktosa intoleran berkaitan dengan ketidakmampuan tubuh memecah laktosa, sedangkan alergi susu sebenarnya sangat jarang," kata juru bicara American Dietetic Association ini.
Ia mengatakan, alergi susu lebih terkait dengan sistem imun tubuh. "Saat kita minum susu, tubuh akan mengenali protein dalam susu sebagai benda asing dan dianggap musuh. Tubuh lalu meresponsnya untuk melawan protein itu sehingga timbullah reaksi alergi," katanya.
Gejala alergi susu biasanya adalah kulit gatal, merah, bengkak, bahkan bisa menyebabkan penderitanya sesak napas. Gejala lainnya adalah masalah pada pencernaan. "Itu sebabnya banyak orang yang sering salah membedakan laktosa intoleran dengan alergi susu," kata penulis buku Baby and Toddler Cookbook ini.
Ia menambahkan, alergi susu merupakan kondisi yang serius dan bisa berbahaya. "Konsultasikan pada dokter jika Anda merasa mengalaminya. Untuk memastikan, dokter akan melakukan tes alergi," ujarnya.
Label:
Penyakit
0 komentar:
Posting Komentar